Di malam Romadhon thn 2008, waktu saya pulang dari shlt taraweh di masjid belakang kos, sudah ada seseorang yang nungguin di depan kos dengan muka dingin. Tanpa banyak kata2, dia langsung ajak saya ke suatu tempat.
Sebuah coffe shop yang (ternyata) tidak jauh dari kosan saya. Padahal saya udah pake helm juga gt, dikira mau diajak kemana. Hehe. Di suatu sudut di coffe shop itu, cerita2 ngalor-ngidul, ketawa-ketiwi, dan ajar main poker *tp saya tetep gak bisa sampai skrng*. Sampai suatu waktu, seperti sudah waktunya pulang. Dia mengucapkan kata itu. Dia menginginkan saya tapi dia merasa berada diantara saya & pacar saya *wktu itu*. Dengan menahan nangis dan sesal, saya terpaksa menolaknya, wlpn dalam hati saya sebenarnya memiliki rasa yang sama. Mengatakan padanya bahwa saya tidak mampu mendua. Prinsip dalam hidup saya, tidak akan meninggalkan seseorang yang saya sayang, tapi klo orang itu mau pergi, saya juga tidak akan menahannya.
Akhirnya, saya dan dia pulang dengan suasana yang berbeda. Dingin dan menyedihkan. Saling diam sepanjang perjalanan pulang. Sampai saat hampir tiba di kos, dia berkata,"boleh pinjem tangan kirimu?" Dan sayapun memberikan tangan saya untuk digenggamnya. Hangaat sekali rasanya, wlpn udara dingin menyerang kami malam itu. Ada yang tertahan di hati dan di bibir saya saat itu. Tak mampu mulut ini berkata apa2 saat tangannya menggenggam tangan saya. Dan dia pun tak mengucapkan apa2 lagi. Tangan kami baru terlepas saat berhenti di depan kos. Dengan lemas saya turun dari motor dan mengucapkan terima kasih pada dia. Senyum manis balasnya sambil berkata, "jaga hubungan kalian yaa." Dan kemudian berlalu..
Iiiihhiiiiirrrrr..............
BalasHapus