Kamis, 05 Mei 2011

Caution

Dr. Guy E. Abraham, ahli kandungan dan kebidanan dari Fakultas Kedokteran UCLA, AS, membagi PMS menurut gejalanya yakni PMS tipe A, H, C, dan D. Delapan puluh persen gangguan PMS termasuk tipe A. Penderita tipe H sekitar 60%, PMS C 40%, dan PMS D 20%. Kadang-kadang seorang wanita mengalami gejala gabungan, misalnya tipe A dan D secara bersamaan.
Setiap tipe memiliki gejalanya sendiri. PMS tipe A (anxiety) ditandai dengan gejala seperti rasa cemas, sensitif, saraf tegang, perasaan labil. Bahkan beberapa wanita mengalami depresi ringan sampai sedang saat sebelum mendapat haid. Gejala ini timbul akibat ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron: hormon estrogen terlalu tinggi dibandingkan dengan hormon progesteron. Pemberian hormon progesteron kadang dilakukan untuk mengurangi gejala, tetapi beberapa peneliti mengatakan, pada penderita PMS bisa jadi kekurangan vitamin B6 dan magnesium. Penderita PMS A sebaiknya banyak mengkonsumsi makanan berserat dan mengurangi atau membatasi minum kopi.
PMS tipe H (hyperhydration) memiliki gejala edema(pembengkakan), perut kembung, nyeri pada buah dada, pembengkakan tangan dan kaki, peningkatan berat badan sebelum haid. Gejala tipe ini dapat juga dirasakan bersamaan dengan tipe PMS lain. Pembengkakan itu terjadi akibat berkumpulnya air pada jaringan di luar sel (ekstrasel) karena tingginya asupan garam atau gula pada diet penderita. Pemberian obat diuretika untuk mengurangi retensi (penimbunan) air dan natrium pada tubuh hanya mengurangi gejala yang ada. Untuk mencegah terjadinya gejala ini penderita dianjurkan mengurangi asupan garam dan gula pada diet makanan serta membatasi minum sehari-hari.
PMS tipe C (craving) ditandai dengan rasa lapar ingin mengkonsumsi makanan yang manis-manis (biasanya coklat) dan karbohidrat sederhana (biasanya gula). Pada umumnya sekitar 20 menit setelah menyantap gula dalam jumlah banyak, timbul gejala hipoglikemia seperti kelelahan, jantung berdebar, pusing kepala yang kadang-kadang sampai pingsan. Hipoglikemia timbul karena pengeluaran hormon insulin dalam tubuh meningkat. Rasa ingin menyantap makanan manis dapat disebabkan oleh stres, tinggi garam dalam diet makanan, tidak terpenuhinya asam lemak esensial (omega 6), atau kurangnya magnesium.
PMS tipe D(depression) ditandai dengan gejala rasa depresi, ingin menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit dalam mengucapkan kata-kata (verbalisasi), bahkan kadang-kadang muncul rasa ingin bunuh diri atau mencoba bunuh diri. Biasanya PMS tipe D berlangsung bersamaan dengan PMS tipe A, hanya sekitar 3% dari selururh tipe PMS benar-benar murni tipe D.
PMS tipe D murni disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon progesteron dan estrogen, di mana hormon progesteron dalam siklus haid terlalu tinggi dibandingkan dengan hormon estrogennya. Kombinasi PMS tipe D dan tipe A dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu stres, kekurangan asam amino tyrosine, penyerapan dan penyimpanan timbal di tubuh, atau kekurangan magnesium dan vitamin B (terutama B6). Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung vitamin B6 dan magnesium dapat membantu mengatasi gangguan PMS tipe D yang terjadi bersamaan dengan PMS tipe A.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Sindrom_pramenstruasi)



Hahaha.. Berhati-hatilah dengan saya pada tanggal-tanggal tertentu tiap bulannya. Karena dari artikel yang saya baca diatas, setiap kali mens *maaf agak vulgar* saya mengalami hampir semua tipe-tipe PMS diatas. Bukan yang parah seperti depresi, pingsan atau mau bunuh diri sih, tapi yang ringan-ringan *tur akeh.. ;p
Orang-orang terdekat saya pasti sudah mengerti tanda-tandanya. Biasanya saya akan gampang labil, nangis, males ngomong tp banyak ngeluh dan sewotan. Yang paling kerasa yaa pastinya My Hero. *maaf ya sayang* Seperti kejadian semalam. Hehe. Melakukan sidak FBnya eh trusnya karena ada hal yang menyebalkan jadilah kabur-kaburan. Bukan dalam artian sebenarnya. Jadi karena kami LDR, maka jalan untuk bertemu hanya lewat HP atau dunia maya. Tapi semalam itu saya mematikan semua akses bertemu. Jadilah dia *My Hero* uring-uringan semaleman.
Padahal sekarang aja, setelah saya pikirkan dengan diam, hal itu bisa dibicarakan dengan baik. Dan itu adalah hal yang biasa aja gt. Dan lagi-lagi saya harus menyetujui bahwa saya lagi mengalami PMS.
Hmm, saya harus cari tahu penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya. Tidak bak juga rasanya terlalu sering me'maklumi' diri sendiri karena sifat bawaan. Tapi, klo memang sudah dari sananya mau bagaimana lagi coba?? Yang saya butuhkan berarti adalah pengertian...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana?