Cerita tentang si uang 1000 dan 100.000
dan
Mereka sama-sama dibuat oleh seorang pencipta uang yang hebat. Dengan bahan kertas yang sama, desain yang sama bagusnya (walau berbeda desain) dan juga dengan mesin cetak yang sama. Kemudian mereka juga dilahirkan di tempat yang sama, sebuah bank ternama di ibu kota.
Si uang 100.000, begitu dilahirkan langsung ditempati di sebuah dompet kulit yang mahal. Terbuat dari kulit asli, hangat dan wangi. Cukup lama dia didiamkan di dalam sana. Si 100.000 senang, "Wah, memang ya, saya itu sangat bernilai jadi harus ditempatkan di tempat yang layak." Hingga akhirnya lama-kelamaan dia merasa bosan karena tidak dibawa kemana-mana. Cuma sekali saja, dia kembali ke bank ibukota dan didiamkan di sana.
Lain lagi cerita si uang 1000. ketika pertama kali dia dilahirkan, Dia ditempatkan juga di sebuah dompet. Tak berapa lama dia dipindah ke tangan tukang parkir. Disesepkan di kantong bajunya. Si uang 1000 mulai dilipat. Kemudian, tengah hari, dia berpindah tangan lagi. Kali ini ke tukang minuman. Basah terkena tumpahan es teh dan sebagainya. Malam harinya, dia dipindah lagi ke tangan istri si tukang minuman. Bau karena tangan itu belum dicuci setelah bekerja. Kemudian, esok harinya si 1000 berpindah lagi ke tangan anak tukang minuman yang ingin jajan. Terus dan terus berpindah. Si uang 1000 tidak pernah lama berada di suatu tempat. Begitu seterusnya.
Sampai pada suatu hari, si uang 1000 dan 100.000 bertemu kembali. Dalam sebuah dompet seorang juragan.
"Hey 1000, lama gak ketemu! Apa kabar? Ya ampun, badanmu kenapa jadi kusut, lepek dan mmhh..bau seperti ini?"
"Eh, 100.000.. Iya, lama yah kita gak ketemu. Wow, kamu masih seperti dulu ya. Rapi, mulus dan wangi."
"Iya donk, aku kan sangat di sayang. Selama ini aku di tempatkan di sebuah dompet kulit yang mahal, kemudian aku berpindah ke bank ibukota, cukup lama aku di sana, sampai akhirnya bertemu lagi dengan kamu di sini. Kalau kamu kemana saja?"
"Aku tidak pernah lama di suatu tempat. Pertama aku juga ditempatkan di sebuah dompet. Tapi kemudian aku berpindah ke tukang parkir. Lalu, aku dipindah ke tukang minuman. Aku jadi tahu rasanya kena air es! Gak lama kemudian, aku dipindah lagi ke seorang wanita. Aku jadi tau wanginya bumbu gado-gado! Lalu besoknya lagi, aku jadi rebutan anak-anak. Ditarik sana - ditarik sini. Kau lihat robek kecil di sisi kananku? Ini karena mereka menarikku dengan keras, kemudian......"
Cerita si uang 1000 terus dilanjutkan. Tidak berhenti sampai akhirnya dia kembali ditarik oleh si juragan dan berpindah lagi ke tangan kasir. Dan cerita si uang 1000 bertambah lagi. Dan si uang 100.000 tetap di dompet itu.
Lecek dan bau. Tapi dia punya berjuta pengalaman.
Rapi dan wangi. Tapi hanya di satu tempat saja.
Pilih mana?
;)
saya punya dua jawaban.
BalasHapussatu..
jika dua uang tadi adalah suatu perumpamaan tentang hidup, maka saya akan memilih si lusuh 1000 rupiah tadi. Seperti apa yang kamu bilang, karena pengalaman.
dua..
jika dua uang tadi hanyalah dua buah uang dengan nominal yang berbeda, maka tentu saja saya memilih yang 100.000 rupiah. Kenapa? Bahkan anak kecilpun tau kalau punya 100.000 bisa membuat hati lebih tenang. hehe..
jadi ingat kisahku tentang 100 dan 1000. :(
Sebenernya maksud cerita ini yaa ttg perumpamaan hidup, tp spertinya saya blm cukup baik menyampaikannya. Hehe, maklum masih belajar. Thanks anyway..
BalasHapus;)