Ibaratnya sekarang aku ni cacat, buntung kakiku cuma ada selutut. Apa aku gak berhak bahagia? Aku masih berhak bahagia kan? Aku tau aku gak bakal bisa berjalan secepat mereka yang punya kaki lengkap, tapi dengan kakiku yang separuh ini aku juga masih berhak jalan sendiri kan? Aku tau banyak orang yang dengan senang hati tulus ikhlas membantu aku berjalan, tapi aku mau jalan sendiri! Bukan berarti aku sombong, udah buntung kok sombong, enggak! Aku cuma mau jalanin keputusanku dengan segala resikonya. Aku tau bakal sakit banget rasanya, belum lagi cibiran orang-orang yang cuma sekedar melihat aja, malu pasti. Tapi aku tetep mau jalan sendiri, dengan kakiku yang buntung ini. Aku mau buktiin sama diri aku sendiri, kalo aku pasti bisa. Ini bentuk tanggung jawabku untuk diriku sendiri.
Sekarang aku punya kompasku sendiri. Aku sudah menentukan arah jalan yang mau ku jalani. Gak ada yang bakal bisa mengubah arahku. Tapi aku butuh kamu sebagai rumahku. Tempat aku beristirahat, tempat minta minum dan berteduh. Aku pasti butuh kamu. Cuma sama kamu aku nurut. Tapi aku mohon, biarkan aku mengejar mimpi ini. Dan kamu juga harus kejar mimpi kamu.
"Ya Allah, Engkau sungguh sutradara, director, dan produser yang Maha Hebat. Semua tebakanku tidak sama, tapi semoga ini hanya 'jalan cerita' yang tidak sama. Semoga inti doaku tetap menjadi ending cerita ini. Aaamiiin Yaa Robbal'alamiin."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar