Apakah ini hanya perasaan saya saja atau diluar sana banyak juga yang merasakan hal yang seperti ini? Well, maaf klo ada yang tidak suka, saya sedang ingin membicarakan hubungan saya.
Entahlah, sepertinya saya lebih terbiasa dan lebih nyaman ketika menghadapi LDR daripada NDR (No distance relationship *ngasal*). Bagaimana tidak? Dia yang sedang jauh di ujung sana bisa lebih perhatian dan jauuh lebih protektif daripada saat kami berada di dalam satu kota. Biar kata sekali sms ntu bisa Rp 300,- atau nelpon 30menit Rp 20rb, pasti bakal dilakukan apapun kondisinya. Dibandingkan sekarang, sms gratis *dapet bonusan* tiap hari dan cuma butuh Rp 1000,- bisa nelpon seharian penuh *saya TIDAK promosi, sumpah* tapi malah bisa dibilang jaraang banget dilakukan. Hmm, apa hukum ekonomi berlaku juga ya dalam suatu hubungan?
Sekalinya sms yahh klo ditanya aja gitu, atau klo lagi ada 'event' tertentu aja. Ketika ditanya kenapa gini sih sekarang?kok jarang sms? Jawabannya adalah 'Yaah, kan kita gampang ketemu sekarang, gk jauh2 lagi.' Seandainya Anda tahu, pertemuan kita jauh lebih efektif dan produktif saat kita terpisah jauh dan hanya bisa ketemu sebulan sekali. Beda rasanya. Sepertinya sekarang pertemuan itu adalah sebuah kewajiban bukan lagi kebutuhan. Ngerti maksudnya? Yah wajib aja gitu, karena berstatus "pacar" yang tinggal satu kota masa iya gak ketemu berbulan-bulan. Tidak lagi merasa butuh karena memang saat ketemu tu semacam recharge semangat dan konsentrasi.
Ya Allah, katakanlah saya labil atau gak punya pendirian. Kemaren2 saat saya dengan yang tersayang jauh terpisahkan lautan, saya benar2 berdoa biar gak lagi2 dipisahkan. Tapi begitu sekarang sudah satu kota saya malah merasa seperti ini. Maafkan saya yaa., saya benar2 tidak ingin jauh darinya..
wajar dil, karena perasaan dekat itu terasa lebih aman. Waktu jauh itu rasa memilikinya lebih besar, karena tanpa sadar kita ngerasa sewaktu2 dia bakal hilang. Makanya, ada istilah you dont know what you've got till its gone :)
BalasHapus